Monday, September 27, 2010

Museum Seni Rupa dan Keramik - Jakarta

Beberapa minggu lalu, aku dan hubby jalan ke Museum Seni Rupa dan Keramik, yang berlokasi di jalan Pos Kota, Jakarta. Yaahh...sebenarnya sih kita ga ada rencana untuk ke sana. Gara - garanya, kita mau pergi ke Mangga Dua. Pas kita sampai di samping museum, tiba - tiba hubby sadar kalau jam segitu adalah jam 3 in 1 (hubby juga baru sadar setelah kita lewatin papan petunjuk jam - jam diberlakukannya 3 in 1).

Akhirnya, kita berhenti di parkiran samping museum (aku masih belum sadar ada di sebelah museum kalau hubby ga kasi tau) dan coba - coba untuk masuk ke dalam. Sebenarnya aku pernah beberapa kali dengar tentang museum ini dari rekan - rekan sesama guru (aku mantan guru nih, ceritanya..) bahkan murid - murid di sekolah tempat aku ngajar dulu beberapa kali mengadakan kunjungan ke sana untuk membuat keramik dari tanah liat, tapi ini untuk pertama kalinya aku masuk ke sana.

Halaman depannya cukup luas dan aku ingat di sebelah kiri ada pohon besar dan ada banyak burung yang terbang di sekitarnya. Di sebelah kanan ada taman dan beberapa bangunan kayu, bentuknya seperti stand. Begitu sampai di terasnya, langsung berasa adem, mungkin karena terasnya saja sudah cukup luas dengan langit - langit yang tinggi dan beberapa pilar besar. Di situ ada beberapa pintu masuk dan di sebelah kiri dalam teras ada meja kecil. Ternyata di situ kita harus membayar Rp. 2000 / orang untuk tiket masuk ke dalam museum.

Sepertinya kita tamu pertama yang datang pagi itu. Karena sepi, jadi kita sempat foto - foto di bagian dalam museum pakai kamera hp. Kita ga ambil foto di ruang pameran lukisannya karena di tiap pintu masuk ruangan tersebut ada pengumuman dilarang memotret. Yah, kalau mau nyolong - nyolong motret sih mungkin ga akan ketauan karena kita ga melihat satu pun penjaga di ruangan lukisan (atau mungkin mereka sudah pakai CCTV ya?? ... )

Ini hasil jepretan kita di sana :

Ubin di dalam Museum

Riwayat keramik dan barang - barang lain yang ada di ruangan pertama yang kita masuki

Salah satu keramik yang ditemukan di dasar laut

I like the way they display it!

Gambar kapal karam dan barang - barang asli yang ditemukan dari kapal tersebut

Tangga berputar yang ada di ujung ruangan keramik (tangganya keren, ya...klasik banget!). Dari situ kita bisa naik ke lantai 2. Aku ga pernah takut ketinggian dan itu bukan pertama kalinya aku naik tangga seperti itu, tapi pas naik ke lantai 2, sempat deg - deg an juga. Apalagi begitu menjejakkan kaki di lantai dua yang lantainya berupa papan - papan kayu. Begitu diinjak, kayunya bunyi seperti kayu lapuk atau mau patah. Setelah beberapa langkah, akhirnya aku nyerah juga dan langsung balik badan dan turun. Padahal di lantai 2 itu masih banyak keramik yang bisa dilihat. Suer deh, ga tau kenapa aku bisa se - paranoid itu! 


Halaman dalam museum yang luas dan koridor yang mengelilingi ruangan - ruangan lukisan

Ada beberapa alat semacam ini di koridor. Sepertinya sih ini alat untuk membuat keramik.



Kita jalan - jalan dan melihat - lihat bagian dalam museum selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, kita keluar melalui sebuah pintu di seberang pintu tempat kita beli tiket masuk. O iya, kalau ke sana, jangan lupa minta buku yang berisi penjelasan tentang sejarah museum dan barang - barang yang ada di dalamnya pas beli tiket.

Thursday, September 23, 2010

Ketep Pass - Magelang

Jalanan menuju Ketep Pass

Jalanan rusak pertanda Ketep Pass sudah cukup dekat


Menuju gerbang masuk Ketep Pass


Papan peringatan di depan pos pengamatan Merapi


View sekitar Pos pengamatan


Toilet...airnya dingin banget!


Kamar - kamar untuk penjaga pos pengamatan


Salah satu ruangan di dalam pos pengamatan


Pemandangan dari belakang pos pengamatan


Karena cuaca berkabut, Merapi hanya tampak samar - samar


Pintu masuk ke dalam bunker perlindungan saat Merapi meletus


Pintu masuk ke bunker dari arah dalam


Jalanan dalam bunker yang 'minimalis' : hati - hati buat yang takut berada di ruangan kecil


lubang WC di dalam bunker


Tipikal rumah di daerah Ketep


Bibit tanaman yang banyak dijual sepanjang perjalanan ke / dari Ketep