Sunday, February 27, 2011

Museum Benteng Vredeburg - Yogyakarta

Aku dan hubby menemukan lokasi ini secara tidak sengaja. Sebenarnya kita ke Yogya dalam rangka menemani saudara yang ingin berbelanja batik di Pasar Beringharjo. Tapi suasana siang Yogya yang sangat panas, ditambah dengan berjubelnya pembeli dan penjual di dalam pasar, aku dan hubby memutuskan untuk menunggu di parkiran mobil. Paling tidak di sana kita bisa berteduh di bawah pohon beringin besar yang ada di taman belakang parkiran mobil kami. Saat menunggu itulah, kita melihat sebuah bangunan besar dan kokoh di sebelah kanan area parkir. Kita juga melihat tulisan VREDEBURG di bangunan itu. Karena penasaran, kita berdua mulai berjalan menuju ke sana. Kita melewati parit yang cukup besar di kanan dan kiri kami serta beberapa orang yang sepertinya baru keluar dari Vredeburg.

Untuk memasuki lokasi Vredeburg, kita diharuskan membeli tiket -kalau tidak salah ingat- sebesar Rp. 2000; / orang. Saat membeli tiket itulah, kita membaca beberapa papan petunjuk di sana, dan saat itu kita baru tahu kalau Vredeburg itu dulunya adalah sebuah benteng yang dibangun tahun oleh VOC di Yogyakarta pada tahun 1765 sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan Gubernur Belanda saat itu. Sekarang, benteng yang mempunyai empat menara pantau di keempat sudutnya itu dijadikan museum.

Begitu melewati bagian penjualan tiket, kita dihadapkan pada sebuah ruang terbuka yang luas. Di bagian kanan dan kiri terdapat bangunan yang cukup kokoh. Di sana, disewakan juga sepeda - sepeda kuno dengan biaya sewa yang cukup murah. Kita langsung memasuki sebuah bangunan di mana terdapat diorama di dalamnya tentang sejarah perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Walaupun gedungnya terkesan kuno tapi cukup bersih dan dilengkapi dengan AC. Begitu juga halnya dengan gedung - gedung lain yang berisi diorama.

Saat itu kita melihat banyak remaja yang menggunakan lokasi Vredeburg untuk berfoto ria, ada juga beberapa pasangan yang sedang berfoto untuk pre-wedding. Sepertinya lokasi Vredeburg ini memang terawat. Tamannya, gedungnya...semuanya dalam keadaan bersih. Kita juga sempat mencoba menyewa salah satu sepeda dan menggunakannya untuk berkeliling Vredeburg. Setelah puas, kita duduk - duduk di bangku yang terdapat di halaman tengahnya.

Sungguh suatu tempat yang sayang dilewatkan bila kita mengunjungi Yogyakarta.

Salah satu papan denah di Vredeburg
Halaman tengah yang sangat lapang

Diorama 1

Diorama 2

Mesin ketik kuno

Salah satu toilet di Vredeburg

Bisa naik sepeda putar - putar di sini











Friday, February 11, 2011

Suatu Hari di Surabaya

Perjalanan kali ini adalah perjalanan dadakan dalam rangka memberikan kejutan untuk sepupu yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17. Kita -aku & hubby ditambah keluarga dan famili- berdelapan berangkat dari Magelang ke Yogyakarta dengan mobil pribadi. 

Perjalanan dimulai lebih awal dari rencana karena ada berita bahwa di Kali Putih sedang ada penutupan jalan dikarenakan banjir lahar Merapi. Padahal itu adalah rute yang biasa kita lewati untuk menuju ke Yogya. Akhirnya, kita terpaksa melewati jalur alternatif yang macetnya luar biasa parah. Kita sudah mulai berpikir bahwa kita ga akan bisa sampai di stasiun Tugu, Yogya tepat waktu. Siap - siap ketinggalan kereta, nih! Pak sopir pun kita komando untuk ngebut. Hasilnya, selain khawatir bahwa kita akan ketinggalan kereta, kita juga khawatir tingkat tinggi bakal ditabrak atau menabrak mobil lain. Dan sumpah...aku ga mau lagi kejadian seperti itu terulang lagi. 

Setelah adrenalin kita terpacu selama hampir 2,5 jam, sampailah kita di stasiun Tugu dengan selamat. Kita juga masih punya waktu 15 menit sebelum kereta dijadwalkan datang. Ternyata, kereta kita datangnya terlambat satu jam! Ga tau penyebabnya apa. Kalau tahu begini, kan kita ga harus maksa ngebut seperti itu :( Sebelumnya, dari mobil aku sudah coba telpon ke layanan informasi stasiun Tugu untuk menanyakan apakah keretanya datang tepat waktu atau ga. Telpon berkali - kali ke dua nomer yang kita dapat dari 108, ga ada yang angkat!! Padahal nadanya juga bukan nada sibuk... Ini nih, salah satu hal yang harus diperbaiki supaya layanan publik di Indonesia berfungsi dengan baik.

Oke, jadi akhirnya kereta datang dan ga perlu menunggu lama, kereta memulai perjalanannya ke Surabaya.  Kereta yang kita tumpangi termasuk kereta eksekutif dengan jurusan Bandung - Surabaya. Kita membeli tiketnya di sebuah travel agent di Magelang seharga Rp. 150.000 / orang. Sayangnya, kereta itu ga sebersih yang perkirakan semula. Ga berapa lama kereta jalan, mulailah keluar anak - anak kecoa yang merayap diam - diam di sisi kereta. Selain itu, ada noda yang ga jelas di salah satu bangku yang kita pakai. Aku berusaha  mengabaikannya dan mencoba untuk tidur. Di stasiun Madiun, kereta berhenti sebentar dan saat itu juga, beberapa dari kita membeli nasi pecel Madiun yang dibungkus dengan daun seharga Rp. 3000; / bungkus dari penjual yang menjajakan dagangannya sambil berteriak dari pintu kereta. Rasa nasinya biasa saja, menurutku, porsinya juga sedikit tapi banyak yang bilang enak! Mungkin karena harganya yang murah dan perut yang kelaparan setelah beberapa jam di kereta.

Setelah kurang lebih 7,5 jam, sampailah kita di Surabaya. Horee...!!! Kita keluar dari stasiun dan langsung bertemu dengan sepupu - sepupu dan famili yang menjemput kita. Karena perut sudah lapar, mereka membawa kita makan malam di Rawon Setan. Semangkuk rawon ditambah telur asin dan sepiring nasi putih...nyam... :)

Malam itu kita bermalam di rumah saudara dan paginya kita berangkat menuju jembatan Suramadu, jembatan yang menghubungkan kota Surabaya dan Madura. Sepanjang jalan, kita melihat beberapa taman yang sengaja dibuat untuk mendukung program penghijauan Surabaya. Lalu lintasnya pun ga sepadat Jakarta. Karena waktu kita keliling Surabaya hanya sehari, kita ga sempat main - main di Madura. Begitu keluar pintu tol pulau Madura, kita langsung putar balik untuk masuk tol lagi ke arah Surabaya. Total biaya tolnya adalah Rp. 60.000; / mobil.





Di tengah perjalanan menuju Tunjungan Plaza Mal untuk makan siang, kita mampir di Monkasel -Museum Kapal Selam-. Di sana kita bisa masuk ke kapal selam buatan Rusia yang sudah tidak terpakai lagi dan di dalamnya kita dipandu oleh seorang Bapak dengan seragamnya yang menjelaskan fungsi - fungsi dari bagian kapal. Tiket yang kita beli sudah termasuk juga kesempatan untuk menonton film seputar kapal selam di area Monkasel, sayang kita harus melewatkannya karena sempitnya waktu.





Dari sana, kita langsung menuju ke TP Mal untuk makan siang sekalian mencari kado buat sepupu yang ultahnya dirayakan malam ini.

Perut kenyang, kado sudah didapat, jalan - jalan sebentar di Mal sebelum menuju ke Harvest untuk membeli kue ulang tahun. Malamnya kita makan - makan di XO Suki...


XO Suki Surabaya
Meskipun kita sudah capek, tapi kita tetap memaksakan diri untuk menghabiskan malam dengan berkeliling kota. Pemberhentian pertama adalah Loop, di mana terdapat banyak pilihan restoran.




Pemberhentian kedua adalah Surabaya town square atau lebih dikenal dengan Sutos untuk berkaraoke :) Dari sana, hari sudah menjelang pagi, kita pun pulang untuk beristirahat. Tak lupa di tengah jalan, beberapa dari kita membeli Mc D. Apaaa??? Makan lagi ??!!!! :))

Dan itulah akhir perjalanan kita di Surabaya sebelum siangnya kita berangkat ke stasiun untuk kembali ke Yogya. Untung kereta kali ini datangnya tepat waktu dan jauh lebih bersih daripada kereta sebelumnya, padahal harga tiketnya lebih murah lho!

Sampai di Yogya, hari sudah gelap. Dan untungnya lagi, Kali Putih ga banjir lahar lagi jadi perjalanan Yogya ke Magelang hanya memakan waktu sekitar satu jam :) So, goodbye Surabaya!