Tuesday, November 15, 2011

Kampung Medan Food Fest

Bermula dari ajakan hubby ke Pluit Village mall di Jakarta Utara. Dia bilang, di sana sedang ada food festival dan Sate Pak Kempleng ikutan buka stand di sana. Ternyata dia ingat kalau aku suka banget makan Sate Pak Kempleng. Hanya saja, biasanya kita makan di Sate Pak Kempleng 1 yang terletak di Ungaran. Cari - cari cabangnya di Jakarta, kok sepertinya ga ada.

Karena itu, aku dan hubby pun meluncur ke Pluit Village untuk makan sate dan melihat seperti apa sih food festival di sana.

Gerbang masuk ke Food Fest

Ternyata itu adalah Kampung Medan Food Fest yang diadakan di Pluit Village mulai dari 28 oktober - 31 desember 2011 dan hanya buka dari sore sampai malam hari.

Suasananya sih boleh, stand - stand diletakkan di pinggiran sungai kecil Pluit Village dan dimeriahkan dengan lampu - lampu kecil yang bergantungan seperti anggur :)

Suasana malam di Food Fest

Makanan yang dijual pun cukup banyak macamnya, mulai dari cakwe, mie, sate, nasi campur, es putar, sampai ketoprak cirebon. Sempat mau coba beli es putarnya yang dijepit dengan roti tawar, tapi harganya Rp. 18.000;. Harga segitu hanya untuk es putar...mmm....better not!

O iya, untuk makan di sini, kita harus membeli voucher di kasir terlebih dahulu, jadi saat kita memesan makanan, bayarnya pakai voucher bukannya cash. Kalau kita sudah kenyang dan voucher nya masih sisa, bisa ditukarkan lagi di kasirnya, tapi hanya berlaku untuk hari yang sama.

Setelah berkeliling, aku mampir juga ke stand Sate Pak Kempleng. Satu porsinya terdiri dari sepuluh tusuk sate dengan harga Rp. 30.000;. Untuk satenya ternyata kita bisa pilih sate sapi atau ayam. Karena yang terkenal dari Pak Kempleng adalah sate sapi nya dan itu juga yang biasa aku makan di Ungaran, aku pun memesan satu porsi sate sapi dengan dua porsi nasi putih. Totalnya seharga Rp. 36.000;.

Tidak perlu menunggu lama, pesanan kita pun datang. Ternyata sate Pak Kempleng di sini ga semenarik 'saudaranya' di Ungaran. Sate di sini lebih kecil dan sudah dicampur langsung dengan bumbu kacang dan kecap. Nasi nya pun porsinya kecil sekali! Menurutku, cukup mahal dengan harga segitu. Tapi ya sudah lah, rasanya juga cukup oke kok, meskipun tetap ga seenak yang di Ungaran.


Sate Pak Kempleng di Kampung Medan Food Fest

Sambil makan, kita menonton serombongan ibu - ibu yang sedang menari di depan panggung dengan diiringi musik. Buat mereka, event Food Fest ini sepertinya menjadi ajang untuk kumpul - kumpul bersama keluarga dan teman - teman.


Dance till you drop :)


Salah satu sudut di Food Fest Pluit Village

Sebelum pulang, ga lupa kita menukarkan sisa voucher yang masih kita punya. Untuk yang mau coba makan di sini, buruan saja sebelum event nya berakhir. Tapi ternyata ga cuma aku yang bilang kalau harga makanan di sini cukup mahal. But better go and check it out by yourself :)








Breakfast at Old Town White Coffee

Ini yang kedua kalinya untuk aku dan hubby makan di Old Town White Coffee. Pertama kali ke sana, kita hanya mencoba white coffee dan roti kaya and butter toast nya. Ternyata enak! :)

Jadi kemarin kita kembali ke sana untuk makan pagi. Kebetulan, kita sampai di Emporium mall sekitar pukul 09.30. Masih sedikit sekali tempat makan yang buka di sana, bahkan eskalator pun masih banyak yang belum difungsikan. Untungnya, Old Town White Coffee sudah buka.




Untuk breakfast kali ini, kita memilih dua dari lima paket breakfast yang ada. Untuk hubby, paket My Breakfast 1, yang berisi single kaya and butter toast + black tea (Rp. 12.500;) dan untuk aku, paket My Breakfast 2, yang isinya nasi lemak bungkus + black tea, seharga Rp. 17.500;. Tapi kemudian aku mengganti black tea ku dengan white coffee, dengan biaya tambahan, kalau ga salah ingat Rp. 3000;.


White Coffee


Paket My Breakfast 1


Nasi lemak bungkus


White coffee and black tea

Roti kaya nya sudah ga diragukan lagi, pasti enak! Apalagi dengan tambahan potongan butter di dalamnya. Untuk nasi lemaknya, mmm...tadinya aku sempat ragu karena melihat kemasannya yang seperti nasi uduk biasa, dibungkus daun. Tapi begitu dibuka, langsung tercium aromanya. Meskipun lauknya hanya berupa ikan teri dan kacang, tapi rasanya enak banget! Nasinya wangi, gurih dan meskipun cuma satu bungkus, tapi cukup mengenyangkan buat aku. Mau deh makan di sana lagi :)



Thursday, November 10, 2011

Jalan - Jalan Pagi

Salah satu aktivitas yang aku suka selama di Magelang adalah jalan - jalan pagi. Kadang aku dan hubby hanya berjalan - jalan di dalam kota sambil menikmati suasana pagi Magelang yang sejuk dan sepi. Tapi ada satu waktu di mana kita ingin keluar dari kota dan mencari suasana lain yang lebih alami.

Untungnya suasana alami khas pedesaan masih mudah kami temukan di sekitar kota Magelang. Tidak hanya badan yang bugar, mata pun dimanjakan dengan pemandangan alam yang luar biasa. Di samping itu, keramahan masyarakatnya juga menghangatkan hati.













Di atas, adalah foto - foto saat kita berjalan - jalan ke sebuah desa yang terkenal akan produksi slondok nya. Slondok adalah sejenis makanan seperti keripik yang terbuat dari singkong. Slondok yang aku tahu, biasanya berbentuk panjang dan teksturnya agak tebal, tapi slondok dari desa ini bentuknya bulat dan lebih tipis. Hanya ada dua macam rasa, yaitu pedas dan gurih.

Sedangkan di bawah ini adalah foto - foto dari beberapa desa lainnya yang masih terletak di seputaran Magelang.



























Menikmati Kesejukan Kopeng

Dalam perjalananku yang kesekian kalinya ke Magelang, aku menyempatkan diri untuk mampir ke Kopeng, sebuah desa wisata yang sejuk di Jawa Tengah. 

Perjalanan dari Magelang memakan waktu hanya sekitar setengah jam dengan mobil. Udara yang sejuk, pemandangan yang tidak bisa ditemukan di Jakarta, dan harga sayur mayur serta buah-buahan yang cukup murah, membuatku betah melewatkan waktu di sana.

Gunung Telomoyo terlihat dari Kopeng









Kopeng disebut sebagai desa wisata karena memang di sana terdapat beberapa tujuan wisata, seperti air terjun, kebun strawberry dan Kopeng Treetop adventure park. Untuk wisatawan yang memerlukan tempat menginap pun, di sana banyak terdapat hotel dan beberapa villa yang bisa disewakan.

Kalau untuk urusan makanan, ada satu tempat yang jadi favoritku. Namanya Warung ngGoenoeng, meskipun bentuknya sendiri jauh dari kesan warung. Lokasinya ada di pinggir jalan raya Kopeng, tepatnya di KM 13,5. 

Sekali ke sana dan mencicipi makanannya, mulai dari iga gongso, tongseng iga, pisang penyet dan beraneka ragam minumannya yang cukup unik, seperti teh jahe tarik, memang cukup membuat aku ketagihan. Hasilnya, selama aku di Magelang, beberapa kali aku datang ke Kopeng hanya sekedar untuk menikmati sejuknya Kopeng dan ngopi-ngopi di sana :)



Gunung Telomoyo tampak dari Warung ngGoenoeng


Warung ngGoenoeng



Iga gongso



Tongseng iga