Wednesday, December 11, 2013

Back in Phuket - day 1 : From Jakarta to Phuket

Well, setelah trip pertama saya ke Phuket bulan November 2010, tahun ini - 2013 -  di bulan yang sama, saya mengunjungi Phuket lagi untuk yang kedua kalinya. Di trip kali ini, selain hubby, saya juga mengajak sepupu dan tante saya. 

Tiket sudah dibeli beberapa bulan sebelumnya waktu ada promo dari Airasia. Untuk berdua, total tiket beserta bagasi masing-masing 15 kg (yang selanjutnya di-upgrade oleh AA menjadi 20 kg) adalah Rp. 3,372,000; pp. 

Perjalanan dimulai dari ruang tunggu AA di terminal 3, Soetta. Setelah menunggu di sana beberapa saat, ada pengumuman bahwa pesawat AA tujuan Phuket di-delay 25 menit karena ada keterlambatan pesawat dari Yogyakarta. Jadi proses menunggu boarding berlanjut...

Setelah akhirnya kami boarding, duduk manis di dalam pesawat, pilot kembali mengumumkan bahwa mereka sedang menunggu ijin terbang dikarenakan padatnya lalu lintas terminal 3 malam itu. Dan proses ground clearance nya itu diperkirakan sampai 25 menit. Hmm... ada apa dengan angka 25 hari ini??

Jadi setelah total delay selama hampir satu jam, terbanglah kita menuju Phuket. Saya sudah memperkirakan akan ada turbulence yang cukup besar saat pesawat mendekati Phuket. Ternyata, turbulence nya biasa-biasa saja, tidak sebesar yang saya perkirakan ^^

Kami pun mendarat di bandara Phuket tepat 2 jam 55 menit kemudian. Setelah diperbolehkan keluar dari pesawat, kami langsung menuju ke imigrasi dan selanjutnya ke tempat pengambilan bagasi. Setelah itu kami menuju ke counter pembagian simcard gratis di bandara dari salah satu provider di Phuket. Maksud hati ingin sekalian beli paket untuk blackberry dan smartphone. Ternyata oh ternyata, mereka tidak menyediakan paket untuk blackberry lagi karena, alasannya, blackberry sudah tidak populer di Thailand. 

Hmm..jadi saya hanya meminta 1 simcard gratis dari mereka untuk smartphone hubby. Untuk pulsa dan paketnya, saya berpikir untuk beli Sevel saja setelah sampai di Patong.

Setibanya di luar bandara, tanpa pakai lama, saya menemukan nama saya di selembar kertas yang dipegang oleh sopir jemputan kami. Saya memang sudah memesan aiport pick up untuk kami sejak masih di Indonesia. Alasannya karena kami tiba di Phuket malam hari dan kami berempat ditambah 4 koper besar. Seandainya naik taxi, pasti harus dengan 2 taxi, yang pasti jatuhnya lebih mahal.

Airport pick up saya pesan dari tempat menginap saya di Patong, SOM guesthouse, seharga  thb 900 (mobilnya sejenis suv). Setelah kurang lebih 1 jam dari bandara Phuket, sampailah kami di SOM guesthouse. Mary, pemilik SOM, menyambut kami dengan ramahnya. How nice to be in this place again :) Kami membayar total biaya airport pick up, yang thb 900 tadi, ditambah biaya menginap di sana sejumlah thb 6,200, ditambah lagi thb 500 untuk deposit yang akan dikembalikan setelah kami check out.

Setelah itu Mary mengantarkan kami ke kamar kami masing-masing serta menunjukkan bagaimana cara menggunakan safe deposit dll. Saat di Indonesia, saya memesan 2 kamar untuk kami : 1 kamar double bed plus 1 kamar twin bed, ternyata kami diberikan tipe kamar yang sama, yang berisi 1 double bed + 1 single bed. Nice :)

Urusan beres-beres selesai, kami keluar guesthouse dengan maksud untuk mencari makanan. Biasa banyak sekali penjual makanan di sekitar guesthouse. Tapi karena saat itu sudah sekitar pukul 23.00, hanya ada satu - dua penjual makanan yang masih buka.

Kami pun memilih untuk makan di salah satu tempat makan di pinggir jalan Rat-u-thit, yang berada dekat mall Jungceylon. Gerimis turun lagi saat kami berjalan pulang ke guesthouse. Cukup petualangan hari ini, waktunya istirahat. Tiduuuurrr....

Foto-foto di bawah ini diambil pada pagi hari di hari kedua :



deretan penginapan dengan warna-warna neon :)



SOM guesthouse - gedung utama



pintu masuk di sebelah kiri adalah pintu masuk ke kantor SOM / Devils Divers, pintu sebelah kanan menuju kamar-kamar



guesthouse kami terletak di gang yang bersebelahan dengan Tune hotel

Thursday, September 19, 2013

Makassar, I'm in Love



Baru pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota Makassar. Ternyata Makassar tidak sekecil yang selama ini saya kira. Kotanya nyaman untuk ditinggali, kulinernya enak-enak, jalanan kadang macet tapi tidak sesering dan semacet di Jakarta, kehidupan malam ada, pantai juga ada.

Berjalan menyusuri kawasan pantai Losari saat malam hari mengingatkan saya akan pantai di Ancol. Bedanya, akses ke pantai Losari gratis untuk semua orang yang ingin sekedar duduk-duduk, ngobrol dan menikmati suasana pantai dan angin lautnya.

Karena waktu saya di sana singkat, tidak semua tempat wisata, seperti Trans studio dan Fort Rotterdam, bisa saya datangi. Sepertinya saya harus kembali ke kota Makassar suatu saat nanti :)

Ini oleh-oleh dari Makassar :



Masjid terapung di pantai Losari saat sunset




Senja di Losari




Es Palu butung di Rumah Makan Muda Mudi




Roti bakar kaya, es kopi dan jus markisa ala Phoenam Coffee Shop




Phoenam Coffee Shop - salah satu 'warung' kopi di Makassar



Popsa - dermaga kapal untuk menuju ke Pulau samalona



Welcome to Samalona island - Makassar




Sisi lain pulau Samalona





Air yang bening di Samalona


Notes :

* Grand Celino Hotel : tempat saya menginap selama di Makassar. Lokasi sekitar 30 menit dari bandara Sultan Hasanuddin dengan mobil, di seberang Mall Ratu Indah. Kondisi hotel bersih, minimalis, wifi gratis, makan pagi cukup enak dan bervariasi. Sayangnya, AC kamar kurang dingin dan sepertinya pihak resepsionis agak kewalahan menangani tamu dalam jumlah besar. Saya baru bisa check-in sekitar pukul 4.30 pm karena harus menunggu kamar selesai dibersihkan.

* Penerbangan dari Jakarta - Makassar ditempuh sekitar 3 jam. Waktu itu saya terbang dengan AirAsia, yang tiketnya saya dapat saat promo, kurang lebih Rp. 350.000; pulang pergi. Karena dari Makassar - Jakarta ada delay lebih dari 4 jam, saya dapat nasi box + air mineral + voucher delay dari AirAsia sebesar Rp. 300.000; yang ditransfer ke rekening saya sekitar 2 minggu kemudian :)

* Pulau di Makassar yang sempat saya kunjungi adalah pulau Samalona. Untuk menuju ke sana, kita bisa menyewa kapal nelayan atau speedboat di dermaga Popsa, yang letaknya persis di seberang Fort Rotterdam. Dengan speedboat, perjalanan hanya ditempuh sekitar 15 menit. Biayanya? Saya kurang tahu karena waktu itu saya dibayarin ^^

* Beberapa kuliner Makassar yang 'harus' dicoba : coto makassar, sop konro, pallubasa, es palu butung, es pisang hijau, pisang epe, jalangkote dan makanan lautnya alias seafood :)