Dari Magelang, kita menuju kota Muntilan. Dari sini, kita harus mengandalkan GPS dan beberapa petunjuk arah menuju Sendang Sono, yang terletak di desa Banjaroyo, kecamatan Kali Bawang, kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Sebenarnya perjalanan yang harus kita tempuh tidak jauh, hanya saja GPS sempat membelokkan kita melalui jalan kecil, melewati sebuah desa. Mungkin itu seharusnya adalah jalan tersingkat menuju Sendang Sono tapi karena kondisi jalan berbatu - batu yang belum diaspal, ditambah kondisi saat itu hujan deras, kami memutuskan untuk kembali ke jalan raya dan mencari jalan lain yang lebih bagus dan aman untuk menuju Sendang Sono.
Tidak lama kemudian, kami sampai di jalan berkelok - kelok, yang sebenarnya hanya cukup untuk dilewati satu mobil. Tapi ternyata, jalan ini digunakan untuk dua arah, satu - satunya jalan untuk keluar dan masuk Sendang Sono. Meskipun jalan rusak di beberapa tempat, tapi jalan ini cukup layak untuk dilewati, bahkan oleh mobil sedan.
Beberapa ratus meter sebelum sampai ke tujuan, kita melihat ada jalanan menurun di sebelah kiri yang bisa membawa kita ke sebuah gereja, yang ternyata adalah awal dari jalan salib lama atau jalan salib besar yang jaraknya mencapai satu kilometer. Mobil kita terus melaju dan berhenti di lokasi parkir kendaraan di sebelah kanan jalan. Karena hujan masih cukup deras, kita tidak langsung turun dari mobil melainkan membuka bekal yang memang sudah kita siapkan dari rumah dan mulai menikmati makan siang kami di dalam mobil sambil berharap hujan akan segera reda.
Harapan kita terkabul. Hanya gerimis yang tersisa setelah kita selesai makan. Segera kita turun, mengambil kamera dan tidak lupa membawa payung untuk persiapan bila nanti hujan turun lagi. Memasuki kompleks Sendang Sono, kita harus melalui jalanan menanjak yang diapit oleh toko - toko kecil yang menjual berbagai macam lilin, rosario dalam berbagai ukuran, botol - botol untuk diisi air Sendang dan bunga - bunga yang sudah agak layu serta berbagai macam barang - barang rohani lainnya.
Begitu melewati gerbang tersebut, kita disambut oleh suasana Sendang Sono yang sejuk dan asri dengan banyaknya pepohonan di kanan kiri. Kita berjalan melewati beberapa pendopo yang sepertinya berfungsi sebagai tempat untuk berteduh, beristirahat dan sekaligus berdoa. Uniknya, pendopo - pendopo tersebut mirip dengan bagian dari atap bangunan.
Dari situ, kita berbelok ke area jalan salib ...
...melewati sebuah bangunan yang sepertinya digunakan sebagai tempat misa...
...dan sebuah salib yang sangat besar.
Ada beberapa poster yang ditempelkan di tembok - tembok sekitar Sendang Sono yang, mungkin karena lokasi Sendang Sono yang berada di Jawa Tengah, menggunakan bahasa jawa. Ini contohnya :
No comments:
Post a Comment